Kamis, 16 April 2015

Gerhana matahari 1983, pembodohan?

Pembodohan massal saat terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) 11 Juni 1983 jangan terulang lagi.  Saat itu, pemerintah melarang masyarakat melihat gerhana karena dikhawatirkan menimbulkan kebutaan.  Masyarakat wajib tinggal di rumah, menutup seluruh celah sinar matahari yang bisa masuk ke rumah, bahkan harus bersembunyi di kolong meja.  Hewan-hewan di beberapa kebun binatang pun ditutup matanya.  Sementara itu, banyak wisatawan dan peneliti asing yang datang ke Indonesia khusus untuk mengamati GMT.  upaya sejumlah ilmuwan dari observatorium Bosscha ataupn Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang meluruskan kesalahpahaman memaknai risiko gergana justru tidak digubris.   Disinformasi pemerintah tentang gerhana matahari ketika itu membawa Indonesia kembali ke lima abad sebelumnya, saat gerhana mtaatahari menjadi hal yaang menakutkan.

Gerhana Matahari aman asal tahu cara mengamatinya.

Gerhana tidak bisa diamati dengan mata telanjang secara langsung karena kuatnya sinar matahari, khususnya dari fase gerhana total yang gelap menjadi terang.  itu juga bisa merusak mata.  Dalam jangka panjang bisa menimbulkan kebutaan.  Cara aman mengamati gerhana adalah mengguakan kacamata gerhana atau melihat proyeksi sinar matahari melalui kamera lubang jarum (pin hole) yang dibuat dari kardus.

Gerhana matahari total akan kembali melintasi sejumlah wilayah indonesia pada 9 maret 2016.  sedangkan wilayah lain di Indonesia akan mengalami gerhana matahari sebagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar