Kamis, 25 April 2013

Rumah Hantu


Pagi ini persis di depan kantor, saya melihat antrian mengular dari sebuah SPBU.  Tidak tanggung-tanggung, para pengantre berasal dari latar belakang berbasis "hajat hidup orang banyak".  Ada mobil pengangkut LPG (elpiji), dump truck, kendaraan pribadi (yang mungkin saja salah satunya harus periksa ke dokter, USG, dan kemungkinan lainnya), lalu kendaraan pengangkut material, dan sederet cerita yang lainnya lagi.

Kemana perginya solar? kenapa secara kebetulan berbarengan dengan rame-rame berkilahnya para petinggi.  dimulai dari Galaila Karen Agustiawan yang menyatakan "Bukan kesalahan, pertumbuhannya itu harus dicocokkan. Kan kemarin itu penentuan berapa-berapanya dengan DPR. kalau kita sudah tahu pertumbuhannya berapa,"

lalu Jero Wacik yang dengan entengnya (jika dibandingkan dengan kisah para pengantre) berkilah bahwa saat ini pemerintah sedang menghitung prediksi konsumsi BBM hingga akhir tahun. Terlebih, kuota subsidi BBM selalu mengalami over kuota.

Juga tak ketinggalan "Saya memanggil Menteri ESDM dan semua untuk mengatasi masalah solar," kata Hatta di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (23/4)
Menurut Hatta, kelangkaan solar menjadi penyebab terhambatnya sektor logistik yang dapat menyebabkan gangguan perekonomian.

ya iya lah pak ...
berapa trilyun yang hilang begitu saja
contoh kecilnya, salah satu dari petak sawah saya (yang dapetnya sewa pula), sampai kini mangkrak nggak di bajak.  mangkraknya pun nggak tanggung-tanggung, sudah hampir satu bulan.  maka panennya juga akan mundur satu bulan, maka uang sewa saya yang hilang potensinya dalam satu bulan ... apa njenengan yang mau ganti?
lalu para pembajak sawah yang akhirnya harus nganggur, bajak sawah yang akhirnya ditinggal disawah sekian lama, kepanasan kehujanan, bahkan dicuri orang dengan cara dipreteli, apa sampeyan juga yang mau ganti??
for god's sake, noleh aja nggak apalagi peduli ...

negara ini seperti rumah kosong, atau rumah berhantu ...
aparaturnya berlebihan, birokrasinya mbulet, badan dan departemennya gemuk ... tapi nggak efektif dan efisien, bahkan cenderung nggandol dan larinya loyo...
sudah berapa kali kita digantung oleh ketidakpastian dan ketidaktahuan akan mencari jawaban kemana...
setelah tragedi bawang putih mencapai Rp. 100.000,00 (konon, kartel bawang putih untung satu trilyun rupiah!!!), lalu harga bawang merah melonjak tajam, lalu harga kedelai, lalu harga daging sapi, lalu soal unas yang amburadul jadwalnya banyak yang molor ... lalu, apalagi pak yang mau diobrak abrik dari jiwa kita yang sudah rapuh ini?

kita dibayangi oleh hantu, dan hantu itu tak bermuka ... atau hantu muka rata
hantu yang tak punya muka, tak bernadi, tapi eksistensinya menyeramkan.  hantu yang entah kapan akan menyergap, tapi kita sadar bahwa ia ada....

Hantu itu sulit diberantas, karena ia merasa rumahnya memang disitu
dikasih jampi jampi hilang sekejab, lalu kembali meneror lagi
diberi sesajen malah bikin rumah jadi tambah singup
dibiarkan saja malah bikin kita yang merinding disko...

saya tidak peduli dengan alasan-alasan mulut manis bergincu atau badan wangi berdasi para petinggi negeri ini.  kalau mau dinaikkan ya silahkan saja.  toh, mereka punya kekuasaan yang dilindungi undang-undang, tapi mbok ya jangan menggadaikan nasib dan hajat hidup orang banyak seperti ini. 
kalau mau menyelesaikan masalah mbok ya secara wholistic, secara menyeluruh, dimulai dari dasarnya, lalu pondasi, lalu membangun disertai pilar yang kokoh, bukan dengan kebijakan tambal sulam seperti ini.

kebijakan tambal sulam yang membuat tambah runyam sistem yang sudah berjalan, ujung-ujungnya ternyata harga mau dinaikkan, kebijakan penghematan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar melalui skema dua harga.  (Premium) 45 persen konsumsi pelat hitam, solar 90 persen angkutan umum, 10 persen pelat hitam,"  lalu
Saat ini sudah beredar rumor mengenai strategi Kementerian ESDM dalam mengurangi subsidi BBM. Pertamina menjadi ujung tombak kebijakan tersebut. Setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik BUMN ini kemungkinan akan menjual dua jenis premium. BBM khusus mobil, dan satu lagi untuk kendaraan umum dan sepeda motor.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo sebelumnya telah mengisyaratkan rentang kenaikan harga khusus kendaraan roda empat. Meski rumusan kebijakannya belum final, dia menyebut harga jual khusus mobil pribadi bisa di rentang Rp 4.500 alias tetap, sampai Rp 9.000 atau mengikuti harga keekonomian.

kemudian Pemerintah menyatakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terganjal proses politik. Hal ini dimaklumi sebagai konsekuensi negara demokrasi.
Pemerintah melihat rencana kenaikan harga BBM adalah langkah yang paling realistis merespon kondisi terkini, seperti tingginya harga minyak dunia. Efisiensi anggaran dengan mengurangi subsidi dinilai sebagai jawaban atas kondisi perekonomian dunia yang makin tidak menentu.

what the f*ck are they thinkin'?
para bedebah yang melumat hati dan menggadaikan jiwa-jiwa orang banyak
may your soul burn in hell
ghetto

Antara gula, semut dan manungso saderma nglakoni....

Ibarat ada gula ada semut, bila diteruskan, apakah kemudian bisa jadi tiada gula maka tak dekat semut? Kenapa ada gula, dan ada semut? Kenapa harus padanan kata gula dan semut?
Bukankah semut ada jauh lebih dulu dibandingkan semut? Atau apakah ini berarti ungkapan ada gula ada semut itu hanya seumur tidak lebih tua dari gula?

Mari kita tengok sedikit tentang gula dan tentang semut Pertama, tentang gula.

"Sugar - A Bitter Sweet History" ditulis oleh Elizabeth Abbott. Terbit pertama kali tahun 2008orang Polynesia mengenal tumbuhan keluarga rumput, yang mereka sebut sebagai "tongkat dewa". Tongkat dewa inilah tumbuhan tebu. Orang China mengenal tebu sebagai "obat kuat". Lewat proses panjang, tanaman ini sampai di India, sebelum terus ke Barat. Di India sendiri kitab Veda sudah menyebut tentang gula tebu, sementara Kautilya (325 SM) menyebut 5 macam gula diantaranya khanda. Dari kata khanda ini kemudian dikenal kata "Candy".

Sekitar tahun 990, gula dari tebu mulai masuk ke Eropa dari Mesir dan sudah dalam bentuk serbuk kristal. Langka dan amat mahal. Karena menguntungkan orang Arab mulai menanam tebu secara besar-besaran dan mulailah awal nasib malang orang Afrika - jadi budak kebun tebu.

orang Eropa Lama sekali baru kenal tebu. Untuk rasa manis mereka mengandalkan madu yang harganya amat mahal. Secara sejarah madu punya tempat khusus di Timur Tengah dan Eropa, terkait agama Yahudi, Kristen dan Islam yang mengagungkan madu. Dalam Perang Salib pertama, untuk pertama kalinya orang Eropa melihat tumbuhan tebu. Di Siprus dan Sisilia, orang Eropa mencoba menanam tebu. Saat pulang ke negara masing-masing - kisah tentang tebu dan gula menyebar ke seluruh Eropa. Ordo Knight of Malta jadi Eropa pertama penanam tebu. Dan orang Eropa mulai menggantikan orang Arab dalam menggunakan budak-budak Afrika mengerjakan kebun-kebun Tebu. Ini berlangsung hingga 5 abad. Tapi bukan cuma budak Afrika. Saat masa Inkuisisi abad ke 15, Portugal pernah mengirim 2000 anak-anak Yahudi usia 2-10 tahun jadi budak tebu. Sebelum itu, kebun-kebun tebu juga menggunakan tenaga budak dari Yunani, Bulgaria, Turki dan Tartar. Dari sini nama bangsa Slav => slave

Sekarang, kita tengok tentang semut
Semut yang dalam bahasa latinya adalah Formica Ruva hewan yang satu ini mempunyai tubuh kecil , dan mengapa semut selalu mencari makanan yang mempunyai rasa manis ? karena rasa manis tersebut mempunya kandungan zat gula yaitu sukrosa,laktosa,dan fruktosa dan semut memerlukan zat tersebut untuk dapat bertahan hidup. lebih lanjut, Semut adalah hewan pekerja keras, untuk itu dia amat membutuhkan gula sebagai suplai energinya.

Islam dari (wikipedia) Umat muslim diperintahkan untuk tidak membunuh semut, berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah Muhammad bersabda bahwa, "Ada seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan umatnya untuk mendatangi sarang semut kemudian membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya, "Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih."[9]

Kristen dari (wikipedia) Dalam kitab suci Kristen (Alkitab) khususnya dalam bagian Perjanjian Lama yaitu Kitab Amsal 6:6-11, umat Kristen diajarkan untuk mencontohi teladan serangga kecil ini. Baik dalam etos kerjanya maupun dalam ketaatan kepada pemimpin, ketekunannya dalam menghadapi rintangan, kepekaan terhadap sekitarnya serta kebersamaan hidup dalam koloninya.Ini adalah hal yang baik bukan saja bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan budaya gotong royong yang mulai lenyap ditelan sikap individualis yang pesat merambah. Kutipan Amsal 6:6-11,"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makananannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang tak bersenjata."

Peribahasa ada gula ada semut Seperti yang kita ketahui, gula dan semut akhirnya berjodoh dalam peribahasa Indonesia yang berarti Di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang. dari mana ya datangnya peribahasa ini? yang kemudian di analogikan berarti ada senang ada orang, tiada senang orang pun tiada? atau, apakah juga bisa diartikan ada orang senang ada orang berang?

 hehehehe... padahal, orang bisa senang atau tidak hanyalah "Manungsa saderma nglakoni". Arti ungkapan tradisional tersebut adalah manusia sekedar menjalani. Manusia merencanakan dan berusaha, namun Allah yang menentukan semuanya. Masyarakat Jawa menyikapi fenomena kegagalan dari suatu usaha keras atau rencana dengan kepasrahan yang dalam. saya berlama-lama termangu hanya gara-gara omongan yang tidak jelas datangnya dari mana ... tapi toh, dari omongan yang tidak saya harapkan itu kemudian membuat saya berpikir dan curhat lewat tulisan ini ... jadi, mestinya saya harus berterima kasih kepada yang sudah memberi ide menulis pagi ini ...

Nggak pede, warisan negara terjajah-kah??

Nggak pede soal warna kulit, merasa tidak cantik, merasa selalu-ada-yang-kurang-dan-yang-salah .... itu sih biasa, nobody's perfect don't you remember?

siapa sih yang tidak pernah merasa gemetaran, lutut rasanya hilang, keringat dingin dan bahkan mau pingsan saat harus menghadapi khalayak (pidato, berbicara di tengah seminar, baca puisi, bahkan angkat bicara saat rapat?).

Banyak buku dan artikel yang bahkan masuk kategori best seller, atau the most searched etc yang berisi solusi mengatasi rasa tidak pede? bahkan ada pula buku yang berjudul Kalau Bisa Pede Kenapa Malu?. Meski saya bertanya-tanya, apakah kalau sudah baca buku ini lalu bisa pede dan nggak malu? tapi tentu saja saya harus memasukkan buku ini dalam kategori "must have item" dan "must read on emergency room" :D

ya, coba kita tanya pada diri kita masing-masing, dan hanya berapa gelintir yang berani menyatakan, saya berani pidato dan memberi sambutan di depan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan kepala-kepala yang lain? Tulisan ini terinspirasikan dari menonton pidato Amanda Tatcher, cucu si Hilda sahabat saya di jaman TVRI dulu (saking seringnya muncul), yang memberikan sambutan saat upacar pemakaman sang nenek. mengingat Great Britain adalah salah satu magnet dunia, dengan sejarah panjang kolonialisme, juga kebanggaannya yang tidak mau mengubah mata uang pounsterling menjadi euro hanya gara gara bangga terhadap sejarahnya sebagai negara besar, maka sekian milyar mata orang sedunia pun tertuju pada pemakaman yang konon menghabiskan dana 148 milyar rupiah ini. Termasuk, ketika Amanda Tatcher berpidato di depan sang ratu, God Bless The Queen :D Tidak hanya melihat dari televisi, youtube, dan semacamnya, tapi juga bisa baca di yahoo, dan semacamnya juga. saya pun merasa "amaze" dengan kehadiran Amanda dan saudara lelakinya yang ... ehm ... cakep banget, cakep yang sangat tidak inggris itu

... Ya, Amanda, yang di yahoo ditulis Amanda Thatcher terbang berkilo-kilometer dari Amerika Serikat menuju London, Inggris, pada pekan lalu untuk menghadiri upacara pemakaman neneknya Margaret Thatcher, Rabu, 17 April 2013. Dalam prosesi pemakanan di Katedral St Paul, gadis berusia 19 tahun yang kini menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat ini mendapatkan kehormatan membacakan kata sambutan.

Menurut sejumlah laporan, Amanda menyampaikannya dengan tegas dan anggun. Sikap dia mengingatkan sejumlah orang pada sikap neneknya ketika menjadi Perdana Menteri Inggris. Dia juga mengutip ayat suci dalam Al Kitab. "Ekspresi wajahnya mirip neneknya," tulis harian Express, Jumat, 19 April 2013. Mengenakan untaian kalung mutiara, dengan busana hitam, topi hitam, dan bersepatu hitam hak tinggi, mahasiswi Texan College ini tampil dengan emosi yang terjaga sebelum kurang lebih 2.000 tetamu, yang terdiri atas Ratu Inggris, Perdana Menteri, utusan negara-negara asing, serta sejumlah televisi, hadir. Amanda juga membungkuk hormat dengan sempurna ketika memperkenalkan diri kepada Ratu usai memberikan sambutan.

Dame Mary Archer, istri bekas Ketua Partai Konservatif Lord Jeffrey Archer, mengatakan, "Saya rasa dia membacakannya begitu anggun dan dia memiliki aksen Atlantik yang bagus. Amanda adalah indah. Dia memberikan layanan yang pas." Amanda dan kakaknya, Michael, 24 tahun, adalah anak dari Sir Mark Thacher dengan pasangan istri pertama, Diane Beckett. Mereka tinggal di Dallas, Texas. Menurut pihak sekolah tempat Amanda menempuh pendidikan dasar, dia memiliki bakat olahraga, terutama di cabang atletik. Kedua bersaudara ini memutuskan memeluk agama sesuai dengan iman neneknya, yakni Kristen Avengelis.

Michael dan Amanda lahir di Amerika Serikat. Namun, masa kecil dua bersaudara ini banyak dihabiskan di Afrika Selatan. Mereka tinggal di sebuah rumah agung di Cape Town, tempat Michael bermain kriket, sedangkan Amanda menekuni latihan berkuda. Namun, setelah Mark ditahan pada 2004 karena keterlibatannya dalam kudeta di Guinea Ekuatorial, Dianne kembali ke Dallas bersama anak-anaknya. Pasangan suami istri, Mark dan Dianne, bercerai diawali dengan pertengkaran sengit. Selanjutnya, keduanya menikah lagi. Namun demikian, ayahnya tak boleh masuk ke Amerika Serikat lantaran pernah mendekam dalam bui terkait keterlibatannya di kudeta Guinea Ekuatorial.

Pada usia 12 tahun, Amanda dilaporkan menulis surat kepada Presiden Bush meminta Bush melakukan intervensi atas pelarangan tersebut. "Anda tahu bagaimana perasaan Anda tentang putri Anda," tulis Amanda. "Saya ingin ayah kembali ke Amerika." Surat ini kabarnya tidak mendapatkan balasan. Ratusan orang di jejaring sosial Twitter, menulis, "Dia tampil menawan dan sempurna di prosesi pemakaman." Nigel Evans, anggota parlemen dari Partai Konservatif, mengatakan, "Saya rasa dia sempurna, benar-benar sempurna. Dia tahu mata dunia tertuju kepadanya. Ketika dia berbicara dan memberikan sambutan, banyak orang menangis. Namun, dia tetap tampil dengan ketenangannya yang sempurna."

 ............... mungkinkah ini semua hanya karena turunan semata? atau karena amanda adalah seorang kulit putih, white supremacists, white caucasus, atau semacamnya yang seolah "arya" setelah era hitler? yang apartheid di africa (tempat amanda dibesarkan), sehingga dia sudah terbiasa memiliki hak previlege - yang kemudian - memunculkan kepedeannya?

menurut anda? turunan atau bentukan lingkungan?

coba bandingkan dengan ungkapan Kahlil Gibran soal keturunan berikut ini Anak Anakmu (Kahlil Gibran)
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki ikiran mereka sendiri
 Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
 Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
 in spite of those, I am still in love with your grandma, not you Amanda :)

Angel & Demon inside Me, inside us

Otak manusia di desain agar manusia berbuat jujur, tetapi, ada bagian otak manusia yang berperan membuat manusia berlaku tidak jujur.

saat manusia dihadapkan pada hal-hal yang menuntut kejujuran, pikiran sadarnya akan terusik. proses ini berlanggsung di bagian otak depan yang disebut korteks prefrontalis. Bagian otak ini berperan dalam pengambilan keputusan, termasuk tindakan menimbang, menganalisis, hingga meperhitungkan risiko, baik buruk, maupun untung rugi sebuah keputusan atau tindakan.

Proses pengambilan keputusan sejatinya adalah proses berpikir, dengan berpikir, setiap stimulus yang muncul dipilah dan dipilih terlebih dahulu untuk selanjutnya memikirkan tindakan apa yang akan dilakukan saat berbuat jujur, otak akan mengeluarkan serotonin dan oksitosin, zat kimia pengirim sinyal yang membuat manusia merasa nyaman, tenang lega dan bahagia.
Adapun sat berlku tidak jujur, neurotransmitter yang muncul adalah kortisol yang membuat manusia merasa bersalah, stres, tertekan, waswas, dan tidak nyaman.

Upaya membentuk manusia yang jujur dapat dimulai dari pendidikan yang mengedepankan logika siswa. Hal itu karena kejujuran terkait dengan kemampuan berpikir atau menalar.
Kemampuan berpikir logis akan merangsang dan membiasakan korteks prefrontalis siswa aktif bekerja. selama sistem pendidikan masih mengutamakan kemampuan menghafal dan abai dengan menalar, maka koruptor baru akan terus bermunculan.????

Otak bersifat plastis alias mudahdibentuk. Struktur otak dapat berubah akibat kondisi lingkungan yang berubah.
Karena itu, jika kemampuan menalar tidak diabngun, proses pengambilan keputusan yang mendorong berbuat jujur juga tidak akan berkembang.
Kemampuan logika saja tidak cukup untuk membangun kejujuran. Perbuatan jahat juga bisa dicarikan penjelasan logisnya.

Pendidikan yang mengedepankan kemampuan bernalar juga harus diikuti pemahaman mengenai persepektif yang benar tentang hidup dan hakikat kehidupan. Kearifan, perspektif hidup dan hakikat kehidupan seharusnya dapat diperoleh siswa melalui pendidikan agama.

Namun, kini pendidikan agama di Indonesia masih menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat ritual, bukan membangun spiritual siswa. Pendidikan agama masih berorientasi pada persoalan syariat atau hukum agama, belum menyentuh hakikat atau hal-hal di balik syariat.

Rabu, 24 April 2013

Dear Lord, The Dimmer LIght

a new day will dawn for those who stand long
And my spirit is crying for leaving

And the voices of those who stand looking
There's more to life than just living
Find it in yourself and start giving

Our shadows taller than our soul
Who shines white light and wants to show
I lost everything I had
I'm not even mad
Losing everyone I love will make me sad
Am I being Tortured time will only tell
Am I insane or am I in hell

I may be numberless,
I may be innocent
I may know many things,
I may be ignorant

Once I was promised absolution
There's only one solution for my sins
When I meet my maker
 Will he close the book
On the hearts I broke
And the lives I took
Will he walk away
'Cause my soul's too late to save
When all is one and one is
all To be a rock and not to roll

A thousand times the mysteries unfold themselves
Like galaxies in my head
On and on the mysteries unwind themselves
Eternities still unsaid

Ps: those were taken from several fave songs, Stairway to Heaven - Led Zeppelin, Just For Now - Fieldy's Dream, Thousand Years - STing, Santa Fe - Bon Jovi

Manusia, Devil is i-me-myself


....  "Setiap hari adalah halaman yang berbeda, dan setiap hari bisa penuh kejutan.  Kau tak paernah tahu apa yang akan ada selanjutnya sebelum kaubuka halaman itu"

Aku memikirkannya.  Kata-kata itu ada benarnya.  Setiap hari esok memang seperti halaman dalam novel.
"kalau kau benar-benar ingin bunuh diri, aku mengerti.  Tapi aku tidak suka melihatmu terburu-buru menutup bukumu dan melewatkan kesenangan yang mungkin saja terjadi padamu di halaman selanjutnya-halaman yang akan kau tulis".


Jangan terburu-buru menutup bukumu ... Apakah aku terburu-buru menutupnya?  sesuatu yang indah bisa saja terjadi besok" ....  Sidney Sheldon, Memoar, The Other Side of Me halaman 14-15, yang menceritakan bahwa sidney sheldon pernah committed suicide dan kepergok oleh ayahnya, yang lalu mengajaknya jalan-jalan "sebelum" bunuh diri


---------

ya ... setiap hari adalah tantangan, sekaligus misteri .. sebagaimana novel-novel bergenre suspense yang memacu adrenalin, dan seharusnya juga memacu keingintahuan halaman selanjutnya.

Sidney Sheldon, sang penulis best seller itu, pada masa depresi besar di amerika di paruh tahun 30 an menjadi saksi sebagaimana ditulis pada halaman 10.  Pada tahun 1934 itu Amerika sedang dilanda krisis yang membinasakan.  Pasar saham telah hancur lima tahun sebelumnya dan ribuan bank merugi. Di mana-mana berbagai usaha gulung tikar.  Lebih dari 13.000.000 orang kehilangan pekerjaan mereka dan putus asa.  Upah harian anjlok hingga serendah-rendahnya.  satu juta gelandangan, termasuk 200.000 anak-anak berkeliaran di jalanan.  Kami dalam cengkeraman depresi yang mengerikan.  Para mantan jutawan bunuh diri, dan para eksekutif menjadi pedagang apel di jalanan.  Lagu yang paling populer adalah Gloomy Sunday*1.

Setiap orang, saya, anda, kita semua pernah mengalami saat yang terasa that long and winding road.  Dunia suram, dan itu benar-benar cocok dengan suasana hati.  lalu berpikir bahwa kita sudah sampai ke puncak keputusasaan.  Hingga berpikir merasa tersingkir dan tersesat, merana dan setengah mati merindukan sesuatu yang tak diketahui dan tak dapat disebutkan.

Setiap hari adalah misteri, setiap saatnya, setiap inchi langkah yang terambil.
setiap hari membawa segala kemungkinan, bahkan kemungkinan yang terburuk
Jika hanya gangguan dari manusia, itu sudah biasa
lah wong kita ini hidup berdampingan dengan manusia, menjadi antara zoon politicon atau homo homini lupus.

Manusia, yang hanya bisa kita lihat wajahnya, bajunya, ekspresinya, kulit luar yang membungkus seluruh anatomi tubuhnya.

Padahal, manusia terdiri dari banyak hal, mulai dari al-insaanu ma'alul khotto' wan nisy-yan, al insaanu fi ahsani taqwiim, dan lain-lain.
sekali lagi, karena yang bisa kita lihat hanya lapisan luarnya saja, kita enjoy berdampingan dan bersinggungan dengan sesama manusia.

Coba bayangkan, jika lapisan di dalam kulit, yang sejatinya menakutkan itu, dapat kita lihat.
Daging yang berwarna merah, diselimuti sekian milyar urat syaraf, otot, jaringan darah, dan silang sengkarut mesin yang mungkin tengah membusuk melawan penyakit, berdarah-darah putih menjadi nanah terserang virus atau bakteri atau kotoran dari luar tubuh yang harus dikeluarkan .. dan aroma basin darah, aroma bangkai usus besar tempat tinja diproses ...

Di dalam diri kita, yang terbungkus wajah cantik, tampan, tua, muda ... sejatinya sangat buruk rupa.
bayangkan kalau kita tidak dilapisi kulit ... itulah kita, itulah orang orang di sekeliling kita ...

Padahal, kita disebut sebagai sebagus bagusnya makhluk ... bukankah itu membingungkan?
bukankah itu menyesatkan?

ya, kita memang sangat mudah tersesat ...
Di setiap langkah kita, di setiap detik yang kita miliki ...

Manakah yang lebih baik ... tersesat untuk menemukan jalan kembali

atau tersesat selamanya, karena belum lagi kita menemukan jalan kembali, untuk memperbaiki segala sesuatu yang tampaknya tidak beres, ternyata kita harus mati ....
meninggalkan ketersesatan tak terselesaikan ...



*1  Lazzlo Javor menulis sebuah lagu yang berjudul Gloomy Sunday. Lagu tersebut kemudian dijadikan irama musik oleh Rezsoe Seres dan rekaman lagu itu langsung meledak. Lagu itu dikarang Lazzlo untuk kekasihnya. Tetapi, kejadian buruk yang tidak diperkirakan terjadi, kekasih Lazzlo Javor mencabut nyawanya tidak lama setelah peluncuran lagu tersebut.

Meruwat Republik

Oleh: Yudi Latif
Disadur dari Kompas, sebagai sebuah catatan menarik untuk disimpan


Katanya, demokrasi kita berada di jalan benar menuju pencerahan  Namun, mengapa  jalan pencer han ni dipandu oleh kegelapan?  Kemana saja kita menghadap, yang berjaya di banyak tempat adalah kedunguan.  Ketika kebenaran ditentukan oleh jumlah;  dan ketika jumlah terbesar adalah ketidakhirauan dan ketidakberdayaan, kebeneran itu mudha dimenangkan oelh kejahatan terorganisasi yang beradidaya.  Kekbalan keburukan menguasai sendi-sendi kehidupan.

Ruang publik kita sekarang ini disesaki sampah perdebatan pepesan kosong,  kerapatan parlemen dirayakan dengan kesenyaan gagasan, progrm-program pemerintah disibukkan lh involusi kelambanan dan kemubadziran.  Elite negeri berlomba mengkhianati negara dan sesamanya.  Kdudukan dan kecerdikan bersekongkol mepersembahkan kekayaan negeri bagi sebesar-besarnya kemakmuran asing.  Rasa saling percaya lenyap karena sumpah dan keimanan disalahgunakan;  hukum dan institusi lumpuh tak mampu meredam perluasan korupsi.  Ketamakan dan hasrat meraih kehormata rendahmeerajalela;  kebaikan dimusuhi, kejahatan diagungkan.

Di zaman kalabendu, yang penuh prahara, pertikaian, kedunguan, serta kehancuran tata nilai dan keteladanan sittuasi “anomali” (a-nomos, ketidakteraturan) dianggap sebagai “normal” (norm, keteraturan).  Apartur negara saling serang memperebutkan “lahan jarahan”.  Penegak hukum berjamaan melanggar hukum.  Komite etik dipimpin oleh orang degan riwayat tuna-etik.  Agama, dimanipulasi untuk tujuan korupsi politik.   Kesantunan gerak tutur menjadi topeng kebusukan susila.

Republik berjalan tanpa tuntunan kepanditaan, pancran kesadaran agung para nakhkoda republik untuk membawa bangsa keluar dari kegelapan.. sutasoma berkata, pemimpin tercerahkan tidak bisa dinilai dari penampilan citra lahiriahnya.  “pancaran pengetahuan sui dan kebijaksanaan itu sendirilah yang menjadi tanda apakah seseorang itu tercerahkan atau tidak (tanpa memandang dia raja atau pandita dalam wujud lahirnya)”.

Banyak orang berpenampilan pandita untuk menual ayat dengan harga yang murah;  membenarkan kejahatan politik dengan rekayasa statistika; mendidik orang untuk tujuan kesesatan dan kebencian.  Merajalelanya pandita palus membawa bencana dan kemarau keteladanan.  Sutaoma berkata, “Benar dikatakan bahwa murid haruslah mematuh gurunya seperti mematui orang tuanya sendiri.  Namun, j9ka guru bertindak jahat, maka akan ada kekeringan, hujan turun salah musim, panen-panen gagal, kesepuluh pendjuru mata angin diliputi ketakutan, kejahatan terjadi di mana-mana, dan wabah penyakit berlangsung tanpa akhir.”

Pemimpin salah asuhan

Banyak orang berambisi memimpin negeri tanpa memahami dan mencintai negerinya.    Bagaimana bisa berempati terhadap penderitaan rakyat di keragaman pelosok tanah air jika calon pemimpin nasional tidak pernah mengenali danmenjelajahi nusantara.  Bagaimana bisa menghayati edeologi nasional jika calon pemimpin bans tidak merasakan pahit getir sejarah perjuangan bangsa.  Banyak pemimpin salah asuhan:  makan, minum dan bernapas dari kesugihan negeri ini, tetapi dengan mentalitas asing yang tega mengkhianati dan menjrah ibu pertiwi-nya sendiri.

Benar juga kata John Lie, pahlawan nasional keturunan tionghoa, orang pribumi adalah orang-orang yang Pancasilais, saptamargais, yang jelas-jelas membela kepentingan ngeara dan bangsa.  Sementara non-pribumi adalah mereka yang suka korupsi dan merugikan kepentingan nasional..  “mereka itu sama juga menusuk bangsa kita dari belakang.  Maka patutlah mereka digolongkan orang non-pribumi”.

Banyak orang merasa pantas jadi pemimpin nasional tanpa keterujian rekam jejak dan kejernihan visi.  Semua nilai dan kepantasan disusutkan pada nilai uang dan popularitas.  Twaran visi diremehkan ketika tawaran “gizi” diutamakan.  Partai-partai politik membentangkan karpet merah kepada orang berduit.  Ketika orang berduit bisa mendiktekan kemauannya kepada partai politik atau bisa di pucuk pimpinan organisasi, paada saat itu pula partai politik sebagai institusi kolektif yang memperjuangkan aspirasi kolektif roboh.

Banyak orang yang menjanjikan perbaikanbagi negeri, tetapi justru dengan menempuh cara-cara yang tidak baik. Padahal, untuk tiba pada kebenaran, orang harus sudah berada di jalan yang benar.  Bagaimana bisa berhasil menjalankan operai demokrasi jika kepemimpinan dalam partainya sendiri dijalankan dengan cra-cara tirani.  Bagaimana bisa bertanggung jawab memimpin republik ini jika memimpin partai saja tak taat anggaran dasar/anggaran rumah tangga atau tega merobohkan partai sendiri ketika kepentingan tidak lagi terpenuhi.  Bagaimana bisa menawarkan pemerinahan yang bersih jika kepemimpinan partai dalam genggaman tangan pengusaha yang kotor.  Bagaimana bisa memerangi politik ang jika jalan partai alternatif untuk memenangkan kontestasi pemilihanpun di tempuh dengan menawarkan uang.
Jalan buntu demokrasi?
Bagaimana kita bisa percaya, demokrasi kita berada di jalan yang bnar?  Setelah 14 tahun reformasi digulirkan, jalan sejarah kita justru menjelang kebuntuan state manque dalam nubuat Clifford Gheertz, yakni sebuah negara yang tak kuncung menemukan bentuk politik yang cocok baghi watak rakyatnya, tersandung dari percobaan institusinal yang satu ke yang lain.  Jalan buntu ini terjadi karena kemiskinan imajinasikita.  Reformasi sosial acap kali direduksi sekadar reformasi prosedural, dan pilihan-pilihan prosedur itu pun sering kali diambil secara serampangan dari model luar tanpa usaha kontekstualisasi ke dalam sistem sosial-budaya kita.  Padahal, jantungmasalah kita ada pada sistem pemaknaan-sebagai inti budaya.  Apapun prosedur yang kita ambil, jika  sistem pemaknaan mengalami kerusakan, tidak akan menghasilkan perubahan substantif.

Kerusakan sitem makna sebagai sistem budaya kita terlihat dai bahasa yang dominan di ruang publik, bahasa politik dan bahasa ekonomi.  Bahasa politik dan ekonomi kita hanya mengenal satu ertanyaan, “siapa yang menang?” dan “apa untungnya?”  ruang publik kita jarang mengenal pertanyaan budaya yang mempertanyakan “apa yang benar?”

Singkat kata, kita perlu meruwat republik dengan revolusi budaya, revolusi mental dalam cara kita memaknai kehidupan publik.  Soekarno berkata, “suatu negara dapat berdiri tanpa tank dan meriam.  Tetapi, suatu bangsa tidak mungkin eksis tanpa keyakinan.”  Keyakinan yang tumbuh melalui sistem makna yang tunduk pada imperatif moral bahwa rasionalitas kepentingan pribadi tidak boleh dibayar oleh irasionalitas kehidupan  publik.  Seperti kata John Gardner, “Tidak ada bangsa yang dapat mencaai kebesaran jika bangsa itu tidak percaya kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besarnya.