Selasa, 07 Desember 2010

PROFIL PEJUANG TNI (KABUPATEN JEMBER)

Letnan Kolonel Mochammad Sroedji

Karier Militer Sang Komandan
Mochammad Sroedji lanhir di BAngkalan 1 Februari 1915, dari pasangan bapak H Hasan dengan ibu Hj Amna. Istri beliau bernama Hj Mas Roro Rukmini yang lahir dari pasangan M. Nitisasmito dan Siti Mariyam. beliau mempunyai anak yaitu: Drs. H Sucahjo Sroedji, D Drs H Supomo Sroedji, Soedi Astutik Sroedji, poedji Rejeki Irawati Sroedji.

Beliau awalnya bersekolah di HIS (Holands Indische School) kemudian di Ambachtsleergang. Beliau pernah mengikuti Pendidikan Tinggi Opesir Tentara PETA di Bogor dengan pangkat Tjudantjo Peta Besuki yang dipimpin Daidantjo Moch Soewito. sesudah menjalani mas apendidikan formal sampai tahun 1943 kemudian beliau di angkat menjadi Pegawai Jawatan Kesehatan (Mantri Malaria) di Kabupaten Jember. Karir militer dimulai dari Sjudantjo di PETA (Dai I Dan) pada bulan oktober 43 Agustus 1945 di Jember. Beliau ikut memelopori terbentuknya BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di Karesidenan Besuki. Pada bulan September 1945 - Desember 1946 beturut turut dilantik sebagai Komandan Batalyon I Resimen IV Divisi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang berdomisili di Kencong, Jember. pada tahun 1946 beliau dikirim ke front pertempuran di daerah Karawang dan Bekasi Propinsi Jawa Barat.

Januari 1947 - April 1948 menjadi Komandan Resimen 40 Menak Koncar dan merangkap jabatan sebagai Komandan Divisi VII Surapati berkedudukan di Lumajang. saat terjadi Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, Pak Radji (nama samaran Sroedji dalam perjuangan) yang sabar, tenang dan suka bergaul itu diagkat sebagai Komandan SGAP (staf GAbungan angkatan Perang) yang bertugas menumpas ekor pemberontakan PKI di daerah Blitar. dalam tugasnya, Resimen 39 didukung oleh Batalyon Pimpinan Sjafiudin, Batalyon pimpinan Magenda, Batalyon Soeramin dan Batalyon Darsan Iroe.

Mei 1948 - Agustus 1949 menjadi komandan resimen 50 Damarwulan pada Divisi VII. Resimen ini berubah menjadi Brigade II Damarwulan Divisi I Jawa Timur. Brigade II Damarwulan mengadakan wingate-action di Jurusan Lumajang - Klakah - Jember - Bangyuwangi. setelah menempuh jarak kurang lebih 500 km perjalanan sepanjang 51 hari mengalami pertempuran.

Menyebut nama Damarwulan sebagai nama komando, mengingatkan kita pada legenda jaman Majapahit, seorang kesatria dari kerajaan tesebut ditugaskan menundukkan Menak Jinggo, Adipati Blambangan yang membangkang. sejauh mana pertimbangan untuk menyebut Damarwulan untuk komando itu, kurang jelas, tetapi nyatanya telah disepakati bahwa Brigade III Divisi I disebut Damarwulan