Rabu, 10 September 2014

Power Tends To Corrupt? tidak selalu ....

Hasrat untuk menyalahgunakan kekuasaan, termasuk korupsi, tak identik dengan jabatan.  Sejarawan Inggris, Lord Acton, pada abad ke-19 pernah menyebut, "Power tends to currupt.  Absolute power corrupts absolutely"  (kekuasaan cenderung korup, kekuasan mutlak pasti korup).  Namun, riset psikologi membuktikan, kondisi itu hanya berlaku bagi pemegang kuasa yang mementingkan ego pribadi.

Asisten Profesor Psikologi di Universitas Illinois, Urbana-champaign, Amerika Serikat, Michael W Kraus dalam Three Myths About Power, Power Corrupts? Not Always di psychologytoday.com, 23 Oktober 2011 menilai pernyataan Acton itu hanya mitos.

Mengutip riset Serena Chen yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology, 2001, tentang hubungan antara kuasa dan tanggung jawab sosial, Michael menulis individu pemegang kuasa yang mementingkan egonya tak akan membantu rekannya meski telah ditugasi membantu.  Sebaliknya, mereka yang melepaskan egonya atas kekuasaan, tetap membantu temannya.

Itu berarti, kekuasaan tak selalu mendorong orang untuk menyalahgunakan kuasanya, bergantung pada motif dan ego setiap individu.

Meski demikian, pernyataan Acton itu ada benarnya.  Penelitian psikolog Philip G Zimbardo tentang Stanford Prison |Esperiment, 1971, menunjukknan, seseorang yang diberi kekuasaan cenderung menyalahgunakan kusanya.  Kondisi itu sesuai dengan pernyataan presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln (1861-1865), bahwa "Hampir semua orang bisa tahan terhadap kesengsaraan.  Namun, jika kamu ngin menguji karakter sseorang, berilah dia kekuasaan."

Kepala Pusat Studi Otak dan Perilau Sosial Universitas Sam rRatulangi (Unsrat), Manado, yang juga dosen neuroanatomi Fakultas Kedokteran Unsrat, Taufiq Pasiak, mengatakan, banyknya penyelenggara negara menyalahgunakan kekuasaan menunjukkan lemahnya sistem kendali diri di otak mereka.

Sistem Kendali diri dibentuk sistem pengimbalnan (reward) yang memotivasi melakukan sesuatu dan hilangnya sistem kasih (lose affection) yang membuat seseorang tak mau rugi.  ketika muncul peluang, telebih saat ada tekanan, mereka ynag tak punya sistem kendali diri memadai mudah terjatuh dalam penyelewengan kekuasaan.

Sialnya, keserakahan dan penimbunan sumber daya itu disuburkan oleh lingkungan.  Mulai dari pimpinan, anak buah, orantua, hingga tokoh agama atau penasihat spiritual penyelenggara negara pun menimbun sumber daya hingga terjadi penimbunan kolegial.

Berkatalah Yang Baik, wahai manusia!!!!

Kata-kata yang baik menghasilkan perbuatan baik.  Kalau kata-kata baik hasil perbuatan tidak baik, jelas pendusta.  Itulah sebabnya, nenek moyang kita abad ke-19 bahkan awal abad ke-20 meyatakan peribahsa:  mulut kamu harimau kamu.  Atau di kalangan kraton berkembang ungkapan:  sabdo pendito ratu, ucapan raja yang pendeta.  Begitu kata-kata terlepas dari mulutnya, ia mengandung janji yang harus ditepati dengan perubatannya..

Kata-kata tidak mengubah apa-apa tanpa diikuti oleh perbuatan nyata.  Perbuatan, tingkah laku, dan teladan yang kasatmata itulah yang dapat mengubah manusia.  Justru manusia dapat belajar banyak dari perbuatan-perbautan para pemimpinnya.  Mana pemimpin yang cuma pandai ngomong, tetapi tidak terjadi dalam pebuatan nyata, dan mana pemimpin yang omongannya selalu ditepati dengan tindakan.  Pemipin yang konsisten antara kata dan perbuatannya atau janji-janjinya dibuktikan secara nyata dalam perbuatan akan mendapat kepercayaan, yakni kata dan perbuatan baiknya.

Seseorang disebut baik karena berbuat baik, seseorang disebut jahat karena berbuat jahat.  Perbuatanlah yang mengubah manusia dan dunia, bukan kata-kata.
Meski demikian, perlu diingat bahwa perbuatan adalah manifestasi dan aktualisasi dari kata-kata, pikiran, dan keinginan yang mendasarinya.  Perbuatan baik terjadi karena keinginan biaknya atau maksud baiknya.  Keinginan atau maksud baik menjadi kenyataan perbuatan baik kalau didasari pemikirannya yang benar..  Dengan demikian, setiap perbuatan segera akan diketahui kandungan keinginan dan pikirannya, baik atau jahat.

BAgi nenek moyang Indonesia, dua atau tiga generasi yang lalu, laku atau perbuatanlah yang  mengubah manusia dan dunia tempat dia berada.  Dirinya menjadi baik dan dunia sekitarnya menjadi baik kalau dia berbuat baik.  Dirinya menjadi jahat dan dunia sekitarnya kena dampak kejahatannya kalau dia berbuat jahat, dalam arti maksudnya jahat, cara berpikirnya tidak benar meskipun seolah-olah perbuatannya tampak baik.

Mangkunagara IV menaytakan:  Ilmu iku kelakone kanthi laku.  Ilmu pengetahuan itu timbul dari perbuatan, artinyapengetahuan dan pikiran itu tidak banyak gunanya kalau tidak dapat dipraktikkan dalam kehidupan.  Dari perbautannya, kita mengenali ilmunya.  Namun, memang pikiran semacam itu muncul dari dunia mistisisme yang dalam abad ke-19 masih kuat menggejala di Indonesia.  Namun, pesannya cukup relevan untuk manusia modern Indoensia, yakni bahwa manusia jangan gampang menbumbar kata-kata.  Setiap kata punya konsekuensi dengan perbuatannya.  kalau tidak akan sanggup melakukannya, lebih baik berdia diri saja, jangan mengumbar kata-kata tanpa bobot perbuatan nyata.


Minggu, 06 Juli 2014

Intelektualitas itu ...

Seulit mencari satu definisi makhluk apa itu intelektual.  Intelektualisme dan intelektual hanya bisa dipahami melalui kasus dan konteks.

Pendefinisian hanya melahirkan kartu normatif yang bisa berjumlah banyak di meja definisi.  Mungkin sama rumitnya ketika mendefinisikan kebudayaan dalam satu frasa.  Kebudayaan adalah kata jamak makna, akan tereduksi jika dipaksa padat dalam sebuah kalimat.

Intelektualisme berhubungan dengan peran berpikir dan merefleksikan.  Kata al qalb dalam islam sering salah dipahami sebagai "hati" karena secara biologis itu adalah lever, tempat darah dialiri seluruh tubuh.  Menurut  quraish Shihab, al qalb dalam Al Quran berhubungan dengan kata al aql, yaitu pikiran dalam bentuk kata kerja (ta'qiluun), bukan kata benda yang tak lain adalah "otak" (al lmukhn).  ini bertemu dengan maksud filsuf Jerman abad pencerahan, Immanuel Kant; Kebenaran hanya mungkin diperoleh dengan bekerjanya pikiran jernih, yaitu hati nurani atau nalar.  Hati nrani bukan naluri karena naluri malas dan tidak diasah akan tersesat dan berbelon (Kant, The Critique of Pure Reaso, diterjemahkan oleh DMJ Meiklejohn, 2010).

Intelektualisme itu, menurut Daoed Joesoef (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1978-1983):
1.  Menghayati peran vokasi yang berbobot budaya
2.  Memilih peran sosio-politis untuk perubahan
3.  kesadaran mengacu kepada universalitas
4.  menciptakan ide-ide kultural dan menjalankannya
5.  pembangkangan yang bertanggung jawab
6.  suatu pancaran nurani yang bersih dan berimbang.

Sehingga, intelektual tak mengacu pada satu profesi.  Para akademisi belum tentu intelektual.  Namun, pekerja vokasional berelam kultural bisa disebut intelektual.  Seperti agamawan yang marah kepada umat yang mengobarkan kebencian, pengetahuan yang berpadu dengan pancaran nurani akan jadi pijakan kuat melakukan perubahan, mulai dari sivitas akademika hingga sosial.  Namun sayangnya, pilihhan ini jarang dijejaki.  Tak jarang akademisi yang kebetulan menjabat di birokrasi di kampus dan pemerintahan jadi konformis: tak melakukan hal-hal penting, nyaman tanpa berpikir kritis, bahkan ikut mempraktikkan ketidakadilan dan manipulasi.

Jumat, 04 Juli 2014

Sindrom Anak Kota

Kepada mereka yang jarang mengajak anak berkomunikasi menggunakan kata-kata, merangkai kalimat ... atau membacakan cerita menjelang tidur.
Kepada mereka yang sibuk dengan pekerjaan demi memberikan yang terbaik pada buah hati, hingga hanya gadget dan pintu tertutup, pagar tinggi mengelilingi rumah.
Kepada mereka yang pada akhirnya, di suatu saat, permainan digital pada gadget dan makanan kesukaan kerap diberikan agar tak rewel sehingga kemampuan berbicara anak menjadi terlambat...

selamat datang di sebuah era Sindrom Anak Kota

Mereka kebanyakan tinggal di kompleks perumahan ata apartemen dengan interaksi antar tetangga yang kurang.  Anak-anak itu minim stimulasi, hanya berteman gadget untuk bermain.  tak banyak beraktivitas fisik, dan minim pengalaman untuk memperkaya bagasa.  Akibatnya, kemampuan bicaranya kurang dan kekayaan bahasanya minim.

Kemampuan bicara, diantaranya terkait irama dan kelancaran bicara.  Adapun kemampuan bahasa berhubungan erat dengan pamahaman kata dan ekspresi.  Ada anak yang pemahaman bahasanya sudah bagus, tetapi sulit mengekspresikannya dalam kalimat.  Ada anak yang sudah bisa berbicara bahasa inggris, tetapi mengaku tidak paham ketika ditanya apa arti yang diucapkannya.

Senin, 30 Juni 2014

Perang Dunia I, akan kah terulang?

Perang ini mengubah wajah Eropa, pusat peradaban dunia di awal abad ke-20.  empat imperium utama yang sudah berusia ratusan tahun, yakni Kekaisaran Rusia, Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, dan Kesultanan ottoman, runtuh di akhir perang itu.  Sebagai gantinya negara-negara baru bermunculan di Eropa Timur.  

...

Bagian II

....

Dalam banyak hal, Perang Dunia I-lah yang telah memicu perubahan fundamental tatanan dunia, yang pada gilirannya membuahkan Perang Dunia II, Perang Dingin, dan bisa dibilang hampir semua konflik dan ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini.

Kesepakatan rahasia antara diplomat Perancis, Francois Georges-Picot, dan mitranya dari Inggris, Sir Mark Sykes, di tengah perang itu mengubah wajah Timur Tengah.  Mereka menggamba sendiri btatas-batas negara baru ynang akan "dibagi-bagi" di bawah Inggris dan Perancis di bekas wilayah kekuasaan Ottoman.  Pembagian wilayah yang kemudian "menciptakan" Lebanon, Suriah, Irak, dan Suriah, itu dilakukan hanya dengan memikirkan kepentingan Inggris dan Perancis belaka.  Secara terpisah, Inggris juga menandatangani Deklarasi Balfour pada November 1917, yang merupakan embrio berdirinya Israel.

 Sykes-Picot sama sekali mengabaikan realitas sejarah, kultural, dan interaksi masyarakat di lapangan sehingga kelak justru menciptakan konflik dan ketegangan berkepanjangan, seperti yang terlihat dalam upaya pendirian Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) saat ini.


Perang Dunia I juga merupakan langkah awal Amerika Serikat menancapkan kukunya sebagai kekuatan global, perlahan-lahan menggeser dominasi.  Kelak, kekuatan Amerika Serikat menjadi tak terbendung setelah Perang Dunia II.


Kita di Indonesia pun tak luput dari dampak perang dunia I.  Sikap Belanda yang berusaha netral pada perang tersebut menyebabkan berbagai dampak yang dirasakan hingga Hindia Belanda.  Itu turut berpengaruh pada munculnya pergerakan kebangsaan di Nusantara.

Menengok kembali pada perang 100 tahun silam itu makin relevan karena, situasi dunia dewasa ini secra menakutkan sebenarnya begitu serpa dengan situasi menjelang Perang Dunia I (NY Times, jumat 27 Juni 2014).


Ketegangan di Ukraina, krisis di Irak-Suriah, meningkatnya tensi di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur sebenarnya telah menempatkan semua kekuatan utama dunia di tepi jurang perang besar.

Memang tak satu pun pengamat, diplomat, atau pejabat negara mana pun saat ini yag meyakini perang, apalagi Perang Dunia III, akan pecah.  Semua orang yakin, tingkat interdependensi ekonomi antarnegara membuat tak seroang pun akan mengorbankan kemakmurannya dengan perang.  Namun, di situlah letak persamaan paling menakutkan dengan situasi pra-Perang Dunia I.  Tak seorang pun di awal abad ke-20 mengira akan terjadi perang besar di antara kekuatan-kekuatan utama global saat itu.  semua orang merasa sudah nyaman (complacent) bahwa hubungan dagang dan ekonomi antara kekuatan-kekuatan itu akan mencegah siapa pun mengobarkan perang.

Kita kini juga dihadapkan pada ketidak-berdayaan PBB dalam menuntaskan beberapa konfli kpenting di dunia seperti Suriah, Israel, atau Korea Utara.  Akankah PBB dengan semua kecanggihannya kini hanya mengulang kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang dibentuk setelah Perang Dunia I?


Itu membuat makin relevan bagi kita untuk menengok kembali 100 tahun ke belakang, sebagai upaya untuk memahami apa yang telah menyebabkan Perang Dunia I  yang tak mampu dicegah kala itu, agar tragedi yang sama tak kan pernah terulang lagi ...

Minggu, 29 Juni 2014

Perang Dunia I, sejajar dengan letusan krakatoa?

Perang ini mengubah wajah Eropa, pusat peradaban dunia di awal abad ke-20.  empat imperium utama yang sudah berusia ratusan tahun, yakni Kekaisaran Rusia, Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, dan Kesultanan ottoman, runtuh di akhir perang itu.  Sebagai gantinya negara-negara baru bermunculan di Eropa Timur. 
 .........

Semua buku sejarah di dunia akan menuliskan, pemicu Perang Dunia I adalah pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, calon ahli waris takhta Kekaisaran Austria-Hongaria, di Sarajevo.  Insiden itu membuat Vienna menyatakan perang terhadap Serbia pda 28 Juli 1914.

Kekuatan utama di Eropa, yang saat itu tengah menguasai dunia hampir di segala bidang, bisa jatuh dalam salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.

Gerd Krumeich, sejarawan dari Universitas Duesseldorf, Jeman, meyakini bahwa akar Perang Besar itu adalah rivalitas yang lahir dari ambisi imperialis negara-negara utama di Eropa.

Ambisi negara-negara terebut saling berbenturan dan pada gilirannya menciptakan ketakutan yang sama di antara mereka.

Secara umum, Eropa waktu itu dikuasai oleh enam kekuatan utama, yakni Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Austria-Hongaria dan Kesultanan Ottoman.
Peta kekuatan ini relatif tak berubah sejak abad ke-18 dan sebagian di antara mereka bahkan dipimpin oleh dinasti bangsawan yang sama.

Kaisar WIlhelm II dari Jerman, Raja George V dari Inggris, dan Tsar Nicholas II dari Rusia masih memiliki hubungan darah.  Kaisar Wilhelm dan Tsar Nicholas bahkan memanggil satu sama lain dengan panggilan akrab "Willly" dan "Nicky".

Pada awal abad ke-20, Eropa mengalami perubahan besar setelah revolusi industri mengubah masyarakat yang sebelumnya agraris.  Pertumbuhan ekonomi sangat pesat dan pada saat mereka bergantung satu sama lain secara ekonomi, kekuatan-kekuatan ini juga bersaing ketat berebut supremasi politik, militer, dan komersial.

Perubahan terutama terjadi di Jerman, yang tumbuh pesat menjadi kekuatan utama baru.  Jerman sangat berambisi membangun imperium kononial guna mengimbangi dinamisme ekonominya.  Namun, dalam mengejar ambisinya itu, Jerman membuat para tetangganya gelisah.
"Berlin menggelar perlombaan kekuatan angkatan laut yang membuat Inggris khawatir.  Jerman juga berkonflik dengan Perancis dalam perebutan wilayah di Afrika dan membantu membangun militer Kekaisaran Ottoman-musuh utama Rusia".

Perdamaian Eropa pun kemudian bergantung pada perimbangan kekuatan dua aliansi, Kekuatan Sentral (Jerman, Austria-Hongaria, Italia) dan Sekutu (Inggris, Perancis, Rusia).

Pada saat bersamaan, kekuatan dan pengaruh Ottoman di Eropa mulai menurun.  Hal itu dimanfaatkan Rusia dan Austria-Hongaria untukberebut pengaruh di kawasa Balkan.

Di tengah situasi itu, kelompok nasionalis Serbia mendapat dukungan dari Rsia untuk "membebaskan diri" dari pengaruh Austria-Hogaria.  Terbunuhnya Franz Ferdinand memicu serangkaian miskalkulasi di antara kekuatan utama ini.

Jerman mendorong Austria-Hongaria untuk bertindak keras terhadap Serbia dengan pertimbangan Inggris tak akan ikut campur.  Nmun, mobilisasi militer Austria-Hongaria terhadap Serbia membuat Rusia pun menyiagakan pasukannya.

Langkah Rusia ini membuat sekutunya, Perancis, melakukan hal yang sama.  Hal ini diterima Jerman sebagai alasan untuk memulai perang.

Jerman pun memutuskan untuk menyerang Perancis lebih dulu sebelum kemudian menghadapi Rusia di timur.  Kurang dari sepekan setelah Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia, seluruh kekuatan utama di Eropa telah terlibat dalam perang.  Kisah dunia pun berubah.

Aliansi Kekuatan Sentral atau Triple Aliance, yakni Jerman, Austria-Hongaria, dan italia berhadapan dengan Sekutu alias Triple entente, yakni Inggris, Perancis, dan Rusia.

Belakangan, Italia berpindah haluan memihak Sekutu, Kelustanan Ottoman bergabung dengan Sentral, dan Amerika Serikat membantu Sekutu di akhir perang..

Konflik ini pada awalnya diperkirakan hanya akan berlangsung selama enam bulan, pecah menjadi perang besar yang melibatkan seluruh kekuatan utama di dunia saat itu.  Berbagai teknologi militer dan taktik perang baru diperkenalkan untuk pertama kali, termasuk senjat kimia, tank, dan pesawat tempur.

Lebih dari 10 juta tentara dan 7 juta warga sipil tewas dalam  perang yang berlangsung selama lebih dari empat tahun ini.  Sebanyak 20 juta orang lagi  menderita luka parah,  dan jutaan lagi lainnya dinyatakan hilang.  Konflik pun meluas tidak hanya di Eropa, tetapi hingga ke Timur Tengah dan sebagian Asia.

Dalam dunia kontemporer, memori tentang Perang Dunia I seolah tertutup oleh Perang Dunia II yang lebih besr skalanya, lebih dramatis, dan lebih sering diangkat oleh Hollywood.  Namun, dalam banyak hal, Perang Dunia I-lah yang telah memicu perubahan fundamental tatanan dunia, yang pada gilirannya membuahkan Perang Dunia II, Perang Dingin, dan bisa dibilang hampir semua konflik dan ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini.

Perang ini mengubah wajah Eropa, pusat peradaban dunia di awal abad ke-20.  empat imperium utama yang sudah berusia ratusan tahun, yakni Kekaisaran Rusia, Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, dan Kesultanan ottoman, runtuh di akhir perang itu.  Sebagai gantinya negara-negara baru bermunculan di Eropa Timur.


bersambung

Archduke Franz Ferdinand

Warga Sarajevo, setiap tanggal 28 Juni memperingati pembunuhan Archduke Franz Ferdinand yang memicu  terjadinya Perang Dunia I.  Ya... di kota itu, Franz Ferdinand, ahli waris takhta kekaisaran Austria-Hongaria , dan istrinya, Sophia, ditembak mati pada 28 Juni 1914.   Pembunuhan Franz Ferdinand yang dilakukan warga Serbia-Bosnia bernama Gavrilo Princip (19) tersebut memicu pecahnya Perang Dunia I.  Lebih dri 10 juta tentara tewas, empat imperium hancur, dan tatanan dunia harus ditata ulang akibat peperangan tersebut.

Pada peringatan ini, warga Bosnia dari berbagai golongan berkumpul untuk memperingati pembunuhan Franz Ferdinand.  Mereka pada umumnya sangat menentang motif pembunuhan oleh Gavrilo Princip, seorang aktivis nasionalis Serbia.

Sebaliknya, para pemimpin Serbia dan Serbia-Bosnia yang menganggap Princip sebagai pahlawan memboikot peringatan resmi di Sarajevo tersebut.

Franz Ferdinand meninggal dalam mobil yyang beratap terbuka bersama istrinya, Sophia.  Pengemudinya salah mengambil arah dan Princip menembak mereka di tepi sungai.  Akibat pembunuhan tersebut, Kekaisaran Austria-Hongaria menyerang Serbia sebulan kemudian, yakni pada 28 Juli 1914.
Serangan tersebut menyeret seluruh kekuatan besar di Eropa pada waktu itu ke dalam perang.

catatan:

Novel berjudul Fall of Giants mengulas dengan apik secara detail pula kepentingan politik di dalam kelindan Perang Dunia I :) 

Bugis dan Sutra

Tafarajaingekka dampeng tafarajaingettoi dampeng .... demikian kalimat pembuka yang akan diucapkan oleh orang Bugis sambil menyorongkan undangan pernikahan yang diselipkan di atas wadah logam bulat yang separuhnya terbungkus kain.
Sang pengantar undangan mengenakan baju bodo berwarna kuning bergaris hijau dengan bawahan sarung tenun kuning bergaris horizontal dengan hiasan subbi belah ketupat dan daun semanggi.  Pasangannya, mengenakan jas tutup kuning yang dipasangkan dengan sarug coklat dan tumpal bentuk canggih serta bersongkok.

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Bugis, termasuk Wajo untuk menyerahkan undangan pernikahan dengan hormat.
Orang yang menyerahkan undangan berpakaian adat berupa sarung tenun dipadukan dengan baju bodo atau waju ponco bagi perempuan dan jas tutup bagi pria. 

Pada zaman dulu, sarung yang dipakai terbuat dari tenun sutra, begitu pun baju bodo-nya.
Sarung tenun sutra menjadi kebanggaan dan simbol prestise kalangan masyarakat Bugis.  Sermakin kaku sarung sutra, semakin disuka.  Gesekan kain sarug yang menimbulkan bunyi seakan bisikmerdu di telinga.  itu sebabnya, srung sutra tak pernah dicuci setelah dipakai.  Agar tetap kaku, sarung hanya diangin-anginkan dan diberi pemberat saat dijemur agar tidak kusut.  Warna sarung juga akan luntur dan seratnya bisa rusak jika dicuci secara biasa.    Sutra dan emas adalah dua simbol prestise di keluarga Bugis.  Dahulu, raja memberikan penghargaan dengan emas dan sutra.

Sarung tenun mulai berkembnang di wajo pada 1436, tak lama setelah berdirinya Kerajaan Wajo pada 1399.  Pada awalnya, tenun menggunakan benang katun dengan alat walida.  Motifnya polos, lalu berkembang menjadi garis vertkal (ballo tettong) dan horizontal melingkar (makkalu), lalu menjadi kotak-kotak, baik besar, menengah maupun kecil (ballo renni).  Sutra mulai dikenal setelah ada perdagangan dengan Tiongkok pada masa VOC.  Ada sekitar 250 corak tenun Bugis, baik klasik maupun perkembangan sebagai hasil interaksi antara tradisi, teknologi dan spiritualitas.  Setiap motif memiliki makna.

salah satu motif, yakni motif pucu yang bentuknya seperti pucuk rebung menyimbolkan pandangan kosmogoni orang bugis yang menganggap dunia ini berlapis tiga, yakni boting langiq, ale liwo dan buriq lliu.  Manusia berada pada ale liwo atau batang dunia yang merupakan perkawinan, boting langq (kerajaan langit) dengan uriq liu (kerajaan bawah laut).

Tokoh tenun sutra di wajo, menyatakan, banyak motif hasil ekspresi petenun tak mempunyai nama.  Penamaan bisa berasal dari cerita yang mengiringinya, misalnya ballo mappagiling yang muncul sejak 1950-an.  Dikisahkan, seorang istri ditinggal suami merantau bertahun-tahun tanpa kabar.  ia tetap setia danmelipur lara dengan terus menenun dalam kesedihan dan kesendirian.  Motif yang dibuatnya secara spontan ini merupakan curahan hati



Jumat, 27 Juni 2014

CHAKCHOUKA

Chakchouka, kuliner yang kondang dari Timur Tengah.  Chakchouka juga kerap disebut shakshouka, artinya, suatu campuran.

Sesuai arti namanya, chakchouka terbuat dari berbagai bahan, diantaranya bawang bombay, paprika, tomat, dan sayuran lainnya.  Tambahan lainnya adalah minyak zaitun dan telur.  Bumbunya hanya garam dan merica.

Biasanya makanan ini disajikan dengan keju feta dan roti pitta.  Telur dibuat menjadi telur mata sapi dan diletakkan di bagian atas campuran adonan lainnya.  Pada resep aslinya, chakchoukka biasanya disajikan di atas wajan besi datar.

Chakchouka populer di daerah Tunisia, Libya, Aljazair, Maroko, dan Mesir.  Namun, chakchouka juga cukup dikenal di Israel.  Menurut beberapa sumeber, makanan ini pertama kali diciptakan pada masa kekaisaran Ottoman (sekitar abad ke-13 di Turki.  Kemudian menyebar ke Timur Tengah dan Spanyol.  Namun, ada sumber lain yang menyatakan bahwa makanan ini berasal dari Yaman dan disajikan dengan pasta hijau yang pedas atau keju asin.

Chakchouka memang berbeda, kuliner Timur Tengah umumnya identik dengan segala sesuatu yang berunsur daging.  Daging domba bahkan kerap menjadi bahan utama sejumlah masakan, Pengunaan rempah atau bumbu beraroma tajam juga menjadi identitas kuliner Timur Tengah lainnya.  Akan tetapi, Chakchouka justru mengandalkan bahan-bahan ringan meskipun pemakaian bawang tidak dihindari.

Senam Wajah, Awet Muda

Berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan kulit kencang dan awet muda.  Tak heran, bila gerai perawatan kecantikan dengan teknologi canggih ramai diserbu meski harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal sekalipun.

Padahal, anda bisa melakukan senam wajah di rumah.  Upaya yang simpel, mudah dan tidak membutuhkan biaya.  Cukup dengan memanfaatkan isometik otot dan atau jari-jemari tangan.  Cara ini dapat mengurangi ketegangan, memperlancar sirkulasi darah, serta melatih otot wajah dan leher sehingga senantiasa lentur..

Berikut ini gerakan senam wajah yang bisa anda lakukan di rumah.  Dimulai dengan duduk dan posisikan tubuh Anda serileks mungkin.  Jika perlu, tatap wajah anda di hadapan cermin.  Kemudian, angkat bagian pipi dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan manis ) sembari tersenyum selebar mungkin.  Lalu, ucapkan huruf vokal a, i, u, e, o dengan jelas.

Selanjutnya, pejamkan mata dan gerakkan bola mata ke atas dan ke bawah seolah sedang melirik.  Ulangi 10-15 kali.  Masih di kondisi mata tertutup, angkat alis dan kelopak mata selama 10 detik dan ulangi sampai 10 kali.  Setelah itu, tarik kepala ke belakang, lalu lihat langit-langit atap rumah.  Buka mulut selebar mungkin, tahan hingga 10 detik kemudian tutup kembali mulut anda.  Setelah itu, kondisikan bibir anda membentuk bulatan, tahan hingga hitungan ke-20 k.  lakukan hal serupa 10-20 kali.  terakhir, cubit, remas, dan putar pipi anda secara lembut dan bergantian.

Cantik dan terlihat awet muda tidak hanya datang dari polesan luar.  Inner beauty justru mampu menghasilkan aura positif dari dalam diri seseorang.  Cahayanya selalu memukau setiap orang.  Oleh karena itu, jadilah individu yang baik hati.  senyuman akan menenangkan hati siapa pun yang melihat serta canda tawa yang menghibur mampu merilekskan pikiran sehingga anda dan orang lain akan menjadi awet muda.

Bukittinggi, catatan sangat singkatku

Bukittinggi, Sumatera Barat...
Gagah diapit gunung api Singgalang dan Marapi.
Bukittinggi, pernah dijuliki kota perjuangan, karena menjadi kota kelahiran tokoh nasional, seperti Mohammad Hatta, Sjahrir, Muhammad Nasir, dan Tan Malaka, serta sarat sejarah sejak zaman kolonial hingga kemerdekaan.

Menara Jam Gadang, yang dirancang arsitek Yazid Abidin atau Angku Acik dari Nagari Koto Gadang Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat masih menjadi magnet utama.  Menara setinggi 26 meter itu berdiri kokoh sejak tahun 1826 dan menjadi pusat kegiattan publik di Bukittinggi.

Senin, 23 Juni 2014

Tren Wajah Putih Seperti Topeng

Bedak putih tebal pernah menjadi tren di Inggris pada era Elizabeth I atau sekitar abad ke-16 dan 17.  Meski demikian, kebiasaan menutupi noda hitam pada wajah atau emutihkan kulit dengan bedak putih telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno.  Namun, bedak putih masa Elizabeth I ini banyak menggunakan bubuk timah putih yang jelas-jelas bisa mengganggu kesehatan.

Beranjak pada abad ke-19, pemakaian bubuk timah putih pun menurun karena dianggap tidak aman.  Sebagai gantinya, diciptakan berbagai jenis bedak putih dengan kandungan yang lebih aman.  Meski demikian, bedak dengan warna putih sempat marak kembali pada era 1980-an.  Bedak putih tebal dipilih karena dianggap dapat menutupi tekstur kulit yang tidak sempurna.

Namun, dengan seiring perkembngan zaman, bedak yang terlalu putih mulai ditinggalkan.  Bedak putih tebal hanya digunakan pada kesempatan khusus.  Bedak warna putih ini kini masih banyak digunakan para geisha di Jepang

Beda LENIN-STALIN, dan HITLER (IV)

Asal Usul Hitler

Seperti Stalin, tak ada yang istimewa pada asal-usul Adolf Hitler (lahir 20 April 1889).  Selama tiga dasawarsa pertama kehidupannya, Hitler tak pernah tertarik berkarier dalam politik dan secara naluriah adalah penyendiri yang bereksperimen di bidang seni.  Ia bahkan tidak berkewarganegaraan Jerman, tapi seorang Austria dengan aksen selatan yang aneh pad ausia 20-an pergi ke Jerman, tempat ia terus bereksperimen di bidang karya seni.  Karakter pribadinya tidak mencerminkan bakat pemimpin.  Hitler sangat pemalu, tidak banyak bicara di depan publik, dan jarang menulis.  Ia mengabdi sebagai sukarelawan dalam angkatan bersenjata jerman semasa Perang Dunia I dengan pangkat tertinggi kopral.  Hitler bahkan dianggap sebagai minoritas dalam parit perlindungan di garis depan.

Pada akhir perang, Hitler tiba-tiba saja jadi bersimpati pada gelombang kebencian dan kegetiran yang melanda negara Jerman yang kalah perang.  Ia memuntahkan kebencian terhadap "para kriminal November", orang-orang yang dituduh bertanggung jawaba atas kekalahan jerman.  Seperti banyak orang lain, Hitler ingin merobek-robek Perjanjian Versailes, yang membebani negara angkatnya dengan kesalahan perang dunia I.  tak sperti kelompok Marxis, Hitler tidak punya teori besar yang mendalilkan titik akhir "di luar batas" sejarah.  Bagi Hitler, hanya sejarah yang ada, pergulatan terus-menerus di mana keberlangsungan dan keunggulan jerman hanya bisa dipastikan melalui penciptaan "komunitas bangsa" dengan ras yang murni, bersih dari Komunis, Yahudi, penjahat, orang dari kelas sosial berbeda, serta mereka yang digolongkan tidak memenuhi syarat rasial.

Kita tak tahu banyak tentang pendapat Hitler sebelum 1919.  yang pasti, ia dibesarkan di Austria, ia punya pemahaman yang sangat berlebihan tentang semua yang bersifat jerman, tak suka pada pejabat pemerintah berdarah Austria-Hongaria, dan punya hasrat yang jelas-meski  dinyatakan secara terselubung-untuk menjadikan bangsanya warga Jerman.  Di ambang Perang Dunia I, Hitler berdomisili di Munich dan bersukacita karena yakin Jerman akhirnya akan memproklamirkan diri sebagai kekuatan dunia yang menurutnya sudah merupakan hak lahir negara itu.  perang itu akhirnya nyaris mengakhiri aspirasi nasionalisnya.  di titik itu, sang kpral yang  sebelumnya menjalani kehidupan biasa-biasa saja kini punya kesadaran politik akan makna kekalahan dan aib, serta bergabung dengan mereka yang menimpakan kesalahan kepada orang Yahudi.

Tidaklah mengherankan bahwa Hitler akhirnya bergabung dengan kelompok nasionalis-melihat kelekatan emosionalnya yang sudah lama dengan jerman.  namun, komitmen menggebunya pada "kelahiran kembali" bangsa itu dilandasi pandangan bahwa orang Yahudi bertanggung jaawab atas kekalahan Jerman.  Hitler tak kesulitan bersikap rasialis, meskipun hal itu mungkin hanyalah pembenaran atas sikap anti-Semit-nya yang semakin keras.  Karena dibesarkan di Austria, Hitler kemungkinan tak banyak berbeda dengan banyak rekan segenerasinya yang menyikapi sikap-sikap anti-Yahudi.  namun, baru setelah Perang Dunia I ia menjadi fanatik pembenci orang Yahudi yang menjadi ciri gerakan Nazi.

Hitler menonjol di antara para pemberontak setelah perang bukan hanya karena keterampilan bicaranya, tapi juga terutama karena sifat radikal politiknya, sikap ya-atau-sama-sekali-tidak yang kemudian ia perlihatkan seumur hidup.  Pada Septemberr 1919, Hitler sudah merencanakan "menyingkirkan semua" orang Yahudi dari Jerman.  Sangat diragukan bahwa bahkan ia, saat itu, sudah bisa membayangkan perwujudan niatnya tersebut di Perang Dunia II.  Namun, mereka yang berkumpul untuk mendengarkan pidatonya pada dasawarsa 1920-an bisa merasakan bahwa politik sayap kanan yang fanatik-dalam hal penegakan "hukum dan aturan", Komunis, dan terutama orang Yahudi akan menjadi inti kepemimpinan Hitler.

Fobia anti-Yahudi Hitler tak lama kemudian bercampur dengan fanatisme anti-Bolshevisme.  Hitler mengikuti pola kelompok anti-Yhudi lain dalam membesar-besarkan jumlah orang Yahudi yang terlibat dalam Komunisme di Jerman dan Uni Soviet.  Namun, ia membenci mereka bukan hanya karena mereka-konon-bersimpati pada Komunisme.  Yang lebih penting, hitler menggambarkan mereka sebagai musuh alami jerman.

Pada 13 agustus 1920 di Munich, Hitler memberikan pidato yang merupakkan pernyataan propagandanya tentang sikap anti-yahudi.  Ia mengajak pendengarnya membayagkan betapa tingginya tingkat budaya dan seni jerman jika bangsa itu bersatu  Ketakutan terbesarnya dalah "ras" itu, yang dianggapnya "lebih rendah", kemungkinan besar bisa merusak udaya Jerman dan denganb egitu identitas nasionalnya juga.  Menurutnya, orang Yahudi adalah "perusak budaya" sejak zaman dulu, di Mesir, Palestina, yunani, dan Roma kuno.

Dengan pandangan kaku tentang orang Yahudi sebagai musuh alami Jerman itulah Hitler menjadi musuh paling gigih dari Lenin dan Stalin serta apa yang diejeknya sebagai "Bolshevisme yahudi".  Ia berjuang selama lebih dari satu dasawarsa untuk naik ke tampuk kekuasaan, dan sejak itu berupaya membentuk ualng Jerman dan kemudian Eropa berdasarkan ideologi yang sejak awal sudah dianut dan dipertahankannya sampai akhir.  Hitler bertekad mengobarkan perang nyaris sejak hari pertama ia diangkat sebagai kanselir pada 30 Januari 1933, dan pada 1939ia berhasil.  Pertentangan antara ideologi Nazi dan Komunis mencapai titik kritis pada Juni 1941 serta menjadi Vernichtungskrieg-atau perang pemusnahan kaum Yahudi dan Komunis yang sangat didambakannya.

Beda LENIN-STALIN, dan HITLER (III)

Asal Usul Stalin

Joseph Vissarionovich Dzhughashvili, atau Joseph Stalin, lahir 21 Desember 1879-menurut biografi resmi yang diterbitkan saat ia masih hidup, tapi para sejarawan kini sepakat bahwa tanggal sebenarnya adalah 6 Desember 1878.  Kita tidak tahu mengapa ia berbohong soal tanggal kelahirannya.  Ia memang punya banyak bakat, tapi orisinalitas tak termasuk di dalamnya.  Ia dengan bangga dan sengaja membangun landasan yang sudah dibentuk oleh Lenin.  Dengan kata lain: Stalin tak banyak menelurkan pemikiran yang belum diperkenalkan atau ditinjau oleh Lenin.  Stalin adalah penerus logis Lenin, yang membanggakan diri sebagai murid sejati, meski kelak ia mengubah Uni Soviet dengan cara-cara yang hanya bisa diimpikan Lenin.

Mitos "Lenin yang bai" -sang penyelamat-sudah ditanamkan dalam budaya politik Uni Soviet sejak awal, dan Stalin dengan cerdik memanfaatkannya untuk keuntungannya sendiri secara politis.  Lenin sebenarnya tak kenal ampun dan kejam.  Bahkan lingkaran dalam Bolshevik pun ngeri pada kebengisannya dan hukuman mati yang diperintahkannya tanpa rasa kasihan.  Kita perlu memahami sosok "Lenin yang baik" sebagai instrumen politis, untuk mengilhami para pengikutnya, baik di dalam maupun di luar negeri.  Sebagai tambahan catatan. Bolshevik adalah salah satu faksi, dengan menshevik pada faksi yang lain  pada Partai Mrxis yang utama, RSDLP (Russian Social Democratic Labor Party).

"Lenin yang baik" ada sebelum "Stalin yang jahat".  Stalin berasal dari keluarga petani di Georgia dan belajar di seminari sebelum menjadi revolusioner profesional.  Namun, kariernya di wilayah Kaukasus yang jauh dari Rusia tak punya arah sebelum ia mengadopsi lenin sebagai pemimpin.  Ketika Stalin memperjuangkan posisi pemimpin Komunis Soviet pada awal 1920-an, ia tidak melakukannya denganmembeberkan tujuannya sendiri, tapi dengan menyatakan dir sebagai pengikut dan penerjemah Lenin yang paling setia.

Ada desas-desus bahwa Lenin, yang semakin hari sakitnya semakin parah, berniat menyingkirkan Stalin pada Desember 1922-Januari 1923.  Dalam apa yang disebut sebagai pernyataan politiknya, Lenin mengeluh bahwa Stalin "terlalu kasar" dan menulis akan "menyingkirkannya" dari posisi sekretaris jenderal Partai,.
Kekesalan Lenin dipicu sebuah kejadian pribadi: Stalin pernah bertengkar dengan istri Lenin, Nadezhda Krupskaya.  Meski begitu, sesering apa pun Lenin menuntut permintaan maaf dan mengomel tentang sikap Stalin, ia tak mengatakan apa pun tentang menyingkirkannya dari lembaga terpenting di negara itu (Politburo dan Central Committee), dan tidak ada bukti tertulis yang menyatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan calon penerus lain.  keprihatinan utamanya adalah perpecahan dalam partai yang membentuk dua kelompok di bawah pimpinan sosok-sosok kuat Stalin dan Leon Trotsky.  namun, Lenin sangat menghargai Stalin.  Stalin telah mendukungnya dalam hal-hal penting, dan ia paling menyukainya di antara semua pesaing lain di pucuk pimpinan partai.

Lenin, sang diktator pertama Uni Soviet dan Stalin si penerus masa depannya tak punya perbedaan politik atau teori yang mendasar dalam hal doktrin Komunis, apalagi dalam hal penggunaan teror yang kejam dan menyeluruh.  Stalin tetap menjadi sekretaris jenderal Partai setelah lenin meningggal, dengan mudah mengalahkan Trotsky, pesaing utamanya. 

Beda LENIN-STALIN, dan HITLER (II)

Asal Usul LENIN

Pada Maret 1917, duni para tsar runtuh, dan untuk beberapa saat, di bawah pemerintahan sementara yang baru, Rusia menjjadi salah stu negara terbebas di dunia.  Saat itu, Lenin masih berada jauh dari Petrograd, ibu kotanya:  saat itu, Lenin tinggal di Swis.  Mendapatkan keberanian dari perkembangan yag terjadi, ia pun kembali ke tanah kelahirannya.  Ia bertekad menghancurkan sisa-sisa tatanan politik dan sosial lama di Rusia, bernafsu mematikan semua peluang bagi Rusia yang baru untuk menjadi negara demokrasi liberal.

Lenin, pria yang terlahir sebagai Vladimir Ilych Ulyanov pada 10 April 1870, "Gaya Lama", dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan.  Ia sejak dini menjadi aktivis revolusioner dan mungkin merupakan praktisi palig anatik dari Marxisme Rusia di periode prarevolusi.  Sebagai pendiri Komunisme Soviet, ia adalah pendukung utama didirikannya negara satu partai, kamp konsentrasi, dan teror massal.  Ia berkeras, hanya beberapa hari setelah Revolusi Oktober, bahwa hak hukum dan sipil harus dibatasi.  Beberapa minggu kemudian ia mengusulkan dibentuknya kesatuan polisi rahasia baru (Cheka).  Ia membentuk sifat tidak toleran rezim baru dan tak henti mengejarlingkaran musuh yang semakin luas.  Teror dan ekdiktatorannya bukan sekadar reaksi bagi situasi darurat pemerintahan,, karena Lenin sudah merangkul keduanya selama lebih dari satu dasawarsa sebelum Revolusi Rusia.  Contohnya, ketika rezim tsar mendapat tekanan pada 1905, Lenin tak puas dengan gagasan mereformasinya menjadi monarki konstitusional atau bahkan demokrasi liberal.

Lenin bertemu pertama kali dengan Stalin , dan Stalin sudah sepandangan dengan lenin, pada pertengahan Desember 1905, tapi tak sependapat dengan perubahantaktik Lenin untuk berpartisipasi dalam pemilihan yang dimungkinkan oleh reformasi bulan Oktober.  Meski begitu, Stalin belajar mengikuti petunjuk sang "pria hebat", karena keduanya sepakat bahwa segala cara dihalalkan untuk mencapai tujuan, dan bahwa tujuan akhir mereka adalah kediktatoran proletariat-dengan penekanan pada unsur kediktatoran.

Lenin sama sekali tak berempati ppada harapan dan aspirasi rakyat biasa, entah mereka petani penyewa atau anggota kelas pekerja industri.  Ia berpendapat kaum pekerja adalah satu-satunya "kelas revolusioner", tapi jika dibiarkan, mereka "hanya" akan menginginkan gaji lebih tinggi dan perbaikan sosial-dengan kata lain, tuntutan serikat buruh yang menurut Lenin mencerminkan keterbatasan visi mereka.  Penulis Rusia Maxim Gorky dengan tept merangkum sikap Lenin pada November 1917, di awal rezim yang baru, merangkumnya, ketika karakter Lenin belum sepenuhnya terbentuk.
"Kelas pekerja bagi Lenin bak bijih besi bagi pandai besi.   apakah mungkin dalam semua kondisi saat ini, membentuk negara sosialis dari bijih ini?  kelihatannya tidak mungkin; meski begitu-mengapa tidak mencobanya?  Apa risikonya bagi lenin jika percobaan ini gagal?"

Leninisme didasari pemikiran bahwa revolusioner profesional akan membentuk partai garda depan atau perintis dan memerintah atas nama proletariat.  Mereka takkan membuang-buang waktu melakukan "penipuan" demokrasi liberal, yang mereka anggap tak lebih dari pemerintahan borjuis yang dibenci.  Menyingkirkan monarki mutlak dan menggantinya dengan sistem konstitusional hanyalah awal dari revolusi yang lebih autentik.  semua itu takkan terjadi tanpa pertumpahan darah, dan bagi Lenin, perjuangan kelas berarti perang saudara.  Lenin yakin Komunisme harus dipaksakan dengan kekerasan.  Pengikutnya adalah elitis sejati yang yakin dengan superioritas mereka sendiri.  Mereka menugaskan diri untuk menciptakan dunia yang seluruhnya baru.

bersambung

Minggu, 22 Juni 2014

Beda LENIN-STALIN, dan HITLER

Bagian I

Pada dasawarsa 1930-an, pertarungan antara Komunisme dan Naziisme menjadi persaingan mematikan dalam memperebutkan dominasi dunia.  Pertikaian itulah yang terutama memicu era paling kelam dalam bencana politik dan sosial mahadahsyat pada abad ke-20.  Negara-negara demokratis Eropa bukanlah tandingan dua kekuatan baru yang haus kekuasaan itu.  Hanya keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II-lah-meski mereka berpihak pada Uni Soviet- yang berhasil mengatasi keperkasaan Jerman.  Akibatnya, Amerika Serikat kemudian disibukkan oleh Komunisme dalam Perang Dingin yang terjadi setelah PD II, yang berlangsung selama setengah abad.

Tulisan ini memberikan penuturan sosial-historis kediktatoran Soviet dan Nazi serta mencatat kesamaan dan perbedaan keduanya.

Rusia pada 1914 bisa dikatakan merupakan negara yang paling represif secara politis.  Masyarakatnya masih agraris dan belum berkembang, dengan lebih dari 100 bahasa yang digunakan populasi multietnisnya.  sebesar 79% dari mereka buta huruf menurut sensus tahun 1897.

Sebaliknya, Jerman adalah negara modern, berbudya tinggi, homogen secara etnis, dengan perekonomian yang maju.  Jerman sudah lama mencapai tingkat melek huruf yang mendekati 100% dan sedang berkembang menuju demokrasi liberal.  Warga negara yang baik di Jerman, seperti di sebagian besar Austria, membanggakan aturan hukum mereka.  "Perdamaian sosial dan ketertiban" adalah pepatah Jerman yang kesohor, dan dalam hal itu, Jerman sangat berbeda dibanding masyareakat Rusia yang jauh lebih kasar serta lebih sulit dikendalikan.

Kerusuhan dan kekacauan di jalan-jalan Jerman setlah perang-yang kebanyakan dipicu oleh Nazi- membuat orang siap menerima Hitler, yang berjanji akan mengakhiri masa pergolakan itu.

Kontras lama dengan Rusia tidak lenyap, melainkan mewarnai kediktatoran Nazi (Jerman) serta Komunis (Rusia) yang kemudian muncul.

Stalin (Rusia) dan Hitler (jerman) dipandang sama, sebagai "politikus populis".   Namun, pada perspektif lain disebutkan bahwa kedua diktator itu sangat berbeda.

Hitler adalah model seorang pemimpin karismatik, seseorang yang bisa langsung berkomunikasi dengan massa.

Stalin sama sekali tidak memiliki karisma itu, setidaknya sampai akhir perang dunia II.  Stalin gila kerja, seorang administrator birokratis sejati.  Dalam hal detail administratif, ia 100% berlawanan dengan Hitler, yang ingin orang lain membuat sebagian besar keputusan "atas namanya", sementara ia sendiri hanya membuat keputusan yang penting-mungkin hanya 5%.
alih-alih "populis", Stain dan seniornya Lenin, menyatakan diri sebagai pemimpin garda depan.  Mereka tidak menarik simpati publik dan juga tidak berusaha mebentuk sikap masyarakat.  Bagi mereka, legitimasi dan otoritas didapat bukan dari bangsa mereka sendiri, melainkan dari Mrxisme dan aturan sejarah-yang konon lebih mereka ketahui dibanding orang lain.

Hitler, di sisi lain, sangat yakin bahwa otoritas politik harus di dasari popularitas dan bahwa tak ada rezim yang bisa menjadi bangsa sejati jika tidak didukung oleh masyarakatnya.
Hitler memandang rendah kedua diktator Soviet itu (Lenin dan Stalin) dan juga teror yang digunakan pada bangsa mereka sendiri.  Hitler melakukan yang sebaliknya, hitler berusaha memenangkan hati dan pikiran semua warga Jerman non-Yahudi dalam ikatan bersama yang dilandasi "pengasingan" orang Yahudi serta kelompok lain yang dianggap tidak memenuhi syarat rasial.  Yang Hitler inginkan adalah kediktatoran dengan persetujuan pihak yang diinisiasi.  Pemerintahan campuran Hitler bisa disebut kediktatoran konsensus.  Ian Kershaw dalam bukunya mencatat bahwa popularitas dan otoritas Hitler "merupakan sarana utama untuk mengonsolidasi dan mengintegrasi masyarakat dalam konsensus besar-besaran bagi rezimnya".
Hitler melangkah dengan cukup hati-hati.  sebagai contoh, ia mencoba mempersiapkan pendapat umum sebelum bertindak, dan ketika mendapat penolakan, ia sering mundur.  Hal itu juga terjadi ketika ia berkampanya menentang gereja dan mendukung persekusi orang Yahudi di negara jerman.

Kecenderungan itu sangat kontras dengan Lenin dan Stalin, yang tidak pernah mundur saat menghadapi perlawanan serta sering langsung menyikapinya dengan teror yang kejam.  Gereja ortodoks pun, yang sngat dicintai banyak tradisionalis Rusia, disapu habis.  Komunis membakar banak rumah ibadat kuno dan menekan para rohaniwannya,

Sedangkan Hitler (Nazi) mundur ketika beberapa orang menentang keputusan kelompok radikal lokal untuk menyingkirkan salib dari sekolah.

Di Uni Soviet, pembersihan partai dan ritual kritik-diri serta pencambukan diri merupakan bagian integral praktitik komunis di bawah kepemimpinan Lenin dan Stalin.

Hal seperti itu tak terjadi di Jerman Nazi.  Hitler beroperasi dengan memuji-muji semangat Jerman dan menyemangati warga yang baik ketika mereka juga mendukungnya.  ia menujukan kekejamannya hanya kepada orang Yahudi, kepada lawan politik seperti kelompok Komunis, serta kelompok-kelompok minoritas seperti homoseksual dan Gipsi. Hitler juga sangat tidak suka memecat pejabat Partai yang korup sekalipun, seolah ia tak mau mengakui kesalahannya telah memercayai mereka.  untuk menjaga agar semangat tetap tinggi selama perang dan juga agar orang Jerman tidak mempertanyakan otoritasnya, Hitler hanya meminta para jenderal mengundurkan diri atau mengambil cuti sakit ketika ia menganggap mereka bersalah,

Stalin, memerintahkan banyak pelanggar semacam itu ditembak mati.

Hitler, hanya kepada perwira tertinggi Nazi Erwin Rommel diizinkan minum racun pada Oktober 1944 karena dicurigai terlibat dalam upaya pembunuhan Hitler pada bulan Juli.


bersambung

SEGELINTIR ORANG KAYA

The real menace of our Republic is the invisible goverment, which like a giant octopus sprawlsits slimy legs over our cities, states, and nation....
The little coterie of powerful international bankers virtually run the US gobernment for their own selfish purposes.
Michael Snyder. 2013

Data itu, antara lain, hasil riset sebuah lembaga yang berkedudukan di zurich, swiss Federal Institute of Technology, yang mengambil sampel 43.000 perusahaan transnasional (TNC) terkemuka.  Riset ini menemukan data, ternyata semua sampel itu (43.000 perusahaan) dimiliki oleh hanya 147 perusahaan induk.  tak kurang dari 60 persen kekayaan 147 perusahaan induk itu dimiliki oleh hanya 25 bank.

Kekayaan para elite global, dimiliki oleh hanya 85 orang dengan total nilai kekayaan yang setara pendapatn setengah penduduk dunia alias 3,5 miliar manusia.  Dalam riset lembaga Swiss Federal Institute of Technology disebutkan, kekayaan itu ditanamkan di bank-bak seberang lautan di mana pajak tak membebani mereka, seperti di Cayman Island.  Total harta para elite global itu tercatat hingga 32 triliun dollar AS atau sekitar Rp 350.000 triliuin dengan potensi kehilangan pajak mencapai 280 miliar dollar AS.

Angka itu lebih banyak drari pada total pendapatan nasional ditambah seluruh utang negara terkaya dunia, Amerika serikat, yang tak lebih dari 31 triliun dollar AS.  Jika menghitung angka APBN kita yang Rp. 1.800 triliun, nilai kekayaan elite global itu dapat membiayai hidup 240 juta rakyat Indonesia untuk hampir dua abad.

sebuah fakta yang dapat memberikan ilham luar biasa untuk menciptakan banyak cerita dan fantasi, itu pun jika cukup ruang imajiner.

Yang jelas, secuil data ini, tidak berarti apa-apa ketimbang tumpukan data dan sejarah lainnya yang berhasil membuktikan bagaimana hukum-hukum besi kapitalisme plus saudara kandugnya demokrasi, bukan hanya sama sekali gagal menggaransi atau mewujudkan kesejahteraan dan keadilan di tingkat publik, melainkan justru memanipulasinya.

SENTRALISTIK DAN DESENTRALISTIK

Politik pemerintahan daerah di negara Republik Indonesia selalu berbolak balik arah, dari desentralistik ke sentralistik dan sebaliknya (Bhenyamin Hoessein, 1993).

Pada awal kemerdekaan, negara kita menganut model desentralistik (UU No 1/1945, UU No 22/1948, UU No 1/1957).  Pasca Dekrit Presiden 5 juli 1959, model desentralistik diganti dengan model sentralistik (Penpres 6/1959, UU No 18/1965, dan UU No 5/1974).  Pasca kejatuhan rezim orde baru, politik pemerintahan daerah kembali ke desentralistik (UU No 22/1999 dan UU No 32/2004).  Pada pemerintahan SBY, melalui RUU Pemerintahan Daerah yang diajukan ke DPR hendak mengembalikan model pemerintahan ke sentralistik.

Upaya pembalikan model itu tak terlepas dari kegundahan pemerintah atas kinerja pemerintahan daerah yang tidak efektif dan efisien di alam reformasi.  Pemerintahan daerah  diwarnai lebih dari 60 persen kepala daerah tersangkut tindak pidana korupsi, kepala daerah dan wakil kepala daerah pecah kongsi, dan bupati/ wali kota tidak patuh pada gubernur.

sementara itu, Menteri Dalam Negeri, Dirjen Otda, dan Juru Bicara Kemendagri terus menerus menuduh model desentralistik-demokratislah penyebabnya.  Karena itu, model tersebut perlu dikoreksi agar pemda dapat memberikan pelayanan prima kepada publik.  Sentralisasi jadi pilihan karena odel ini mampu menciptakan stabilitas, efisiensi, dan efektivitas pemerintahan sehingga pelayanan publik dan program pembangunan bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien.